Langsung ke konten utama

TANTANGAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015


Azzahra Fitri Videyarani

 

Menurut bapak Ekonomi, Adam Smith, pasar bebas adalah pasar yang memberikan kebebasan untuk masyarakat untuk melakukan jual beli sesuka hati mereka. Dimana cakupan dari pasar bebas tidak hanya berasal dari pasar lokal, tetapi dari luar negeri pun juga bebas masuk menawarkan produk jasa mereka, tanpa campur tangan pemerintah. Tujuan dari pasar bebas adalah meningkatkan perekonomian negara tersebut. Tujuan lainnya adalah memperoleh keuntungan secara internal dan eksternal. Keuntungan internal adalah upaya untuk memperoleh keuntungan dari pihak perusahaan. Sementara keuntungan eksternal adalah keuntungan yang akan diperoleh negara.

MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Semua anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian tersebut. MEA menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan sebuah kemestian. Selain itu negara dalam kawasan juga diharuskan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil.

Indonesia adalah bangsa yang besar dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat berlimpah. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan sumber daya manusia yang masih dibawah kualitas. Oleh karena itu, adanya MEA menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Dalam aspek ketenagakerjaan, etos kerja para pekerja di Indonesia sangatlah rendah, sehingga mempengaruhi kinerja dan kualitas kerja para pekerja di Indonesia. Selain itu mutu pendidikan tenaga kerja yang dimiliki Pemerintah Indonesia masih rendah, sehingga kondisi ini berpengaruh terhadap skill (kemampuan) tenaga kerja dalam bekerja.

Dalam aspek perdagangan, nilai tukar rupiah terhadap dollar cukup rendah, sehingga mempengaruhi harga jual beli barang impor dan ekspor yang tidak stabil. Industri di Indonesia juga masih bergantung dari impor bahan baku dan setengah jadi dari luar negeri. Ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga mempengaruhi kelancaran arus barang dan jasa. Menurut Global Competitiveness Index (GCI) 2014, kualitas infrastruktur kita masih tertinggal dibandingkan negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Beberapa negara ASEAN merasa ragu, bahkan mengurungkan niatnya untuk berinvestasi di Indonesia disebabkan oleh ketidakstabilan politik dan keamanan dalam negeri yang berasal dari perpolitikan, kerusuhan, demontrasi yang dilakukan mahasiswa dan perang antar etnis.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1)   Peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), baik dari segi pendidikan formal maupun pendidikan non formal, serta pengalaman-pengalaman dalam bekerja.

2)   Perbaikan infrastruktur yaitu dengan melalui perbaikan sarana akses jalan raya, transportasi, pengembangan teknologi dan informasi, perbaikan dan pengembangan bidang energi listrik.

3)      Penguatan daya saing ekonomi, terutama di wilayah ASEAN.

Dalam setiap kebijakan dan keputusan, akan ada konsekuensi yang harus dihadapi. Salah satunya adalah keputusan Indonesia mengikuti MEA. Harapan pemerinmtah Indonesia, agar tantangan dapat diatasi, dan meraih peluang seoptimal mungkin untuk memperoleh manfaat baik dari aspek ketenagakerjaan (SDM), aspek perdagangan, maupun aspek investasi, dalam rangka menuju kemandirian bangsa.

 

Referensi:

Delly M Mustafa. 2015. Tantangan dan Peluang Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Menuju Kemandirian Bangsa. SEMINAR NASIONAL “Revolusi Mental dan Kemandirian Bangsa Melalui Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial dalam Menghadapi MEA 2015”. Hotel Singgasana, Makassar, 28-29 Nopember 2015.

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pasar-bebas/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARUSKAH JAKARTA MELEPAS STATUS IBU KOTA NEGARA?
NASIONALISME TIDAK MEMANDANG PILIHAN GENRE MUSIKNYA
FENOMENA INTOLERAN BERAGAMA DI INDONESIA