Langsung ke konten utama

PENDIDIKAN TAK HANYA UNTUK SI KAYA

(Review Buku "Pendidikan yang Memiskinkan" Karya Darmaningtyas)

Azzahra Fitri Videyarani

 

Buku "Pendidikan yang Memiskinkan" karya Darmaningtyas merupakan hasil refleksi setelah membaca kembali tulisan-tulisan yang pernah dimuat penulis di media cetak. Judul ini memiliki pengertian, pedidikan tidak hanya memiskinkan secara ekonomis, tetapi juga memiskinkan jiwa merdeka kita, apresiasi kita terhadap kehidupan, rasa seni kita, budaya masyarakat maupun bangsa, memiskinkan pikiran kita, bahkan memiskinkan wacana kita tentang pendidikan itu sendiri. Pendidikan bukanlah sesuatu yang dibilang sederhana di negeri ini. Alasan mendasarnya karena pendidikan berhubungan dengan manusia, menjadi sarana untuk meningkatkan “kemuliaan”, harkat martabat, juga merupakan proses transformasi seseorang. Jika kita membaca pada tiap babnya, maka kita akan memahami tentang kurikulum, kebijakan, dan problematika dalam pendidikan di Indonesia. Pada artikel ini, penulis menekankan pada problematika pendidikan yang memiskinkan. Maksudnya pendidikan yang dijadikan "bisnis" yang tentu hanya menguntungkan salah satu pihak.

Pada buku ini, kita diberi sebuah pernyataan yang membuat kita berfikir dan memahami tentang esensi dari pendidikan. Pendidikan yang seharusnya mencerdaskan, membebaskan manusia dari belenggu penindasan, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan; justru cenderung menyengsarakan (secara ekonomis) dan memiskinkan (secara skonomis, ideologis, politik, sosial, budaya, kreativitas, inisiatif, dan partisipasi masyarakat). Pendidikan saat ini juga dianggap memiskinkan secara ekonomis. Ini berawal dari kebijakan pemerintah untuk menyeragamkan pakaian sekolah dan study tour. Hampir dapat dipastikan pungutan-pungutan uang seragam, atribut, study tour, dan lain-lain bukanlah ideologi uang mencerdaskan melainkan lebih dominan ke ideologi kapital, untuk memajukan bisnis industri dan lain-lain yang bersangkutan. Dalam bisnis ini akan mengandung komisi yang besar dan menguntungkan pihak yang terkait.

Pada BAB 5 buku ini, bagian ini menjeaskan tentang problematika buku bagi pelajar dann masyarakat. Tingginya harga kertas diikuti tingginya harga koran dan buku justru akan melembagakan budaya lisan yang dalam beberapa tahun terakhir sangat dicemaskan sebagai biang dari minat baca yang rendah. Masyarakat sudah berkorban banyak ketika akan mendirikan pabrik pulp dan kertas dengan merelakan lahan hutan mereka dibabati dan masyarakat diminta berkorban lagi untuk membeli kertas dan produk cetak dengan harga yang tinggi dan diluar jangkauan mereka. Bagikaum miskin, bisnis buku peajaran itu telah menjadi momoktersendiri untuk dapat bersekolah. Tidak sedikit dari mereka yang putus sekolah karena tidak mampu membeli buku pelajaran yang diharuskan oleh guru. Pemerintah telah menyediakan buku secara murah yakni BSE yang dapat diunduh melalui internet. Sayangnya kebijakan ini justru pernah menciptakan kelangkaan buku pelajaran, karena penerbit-penerbit komersial tidak mencetak buku lagi sedangkan tidak semua daerah dapat menjangkau buku elektronik ini.

Dari buku "Pendidikan yang Memiskinkan" karya Darmaningtyas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya memiskinkan secara ekonomis, tetapi juga memiskinkan jiwa merdeka kita, apresiasi kita terhadap kehidupan, rasa seni kita, budaya masyarakat maupun bangsa, memiskinkan pikiran kita, bahkan memiskinkan wacana kita tentang pendidikan itu sendiri. Buku ini sangat direkomendasikan untuk masyarakat umum dan mahasiswa yang ingin menambah wawasan tentang makna pendidikan yang seharusnya.

 

Sumber:

Judul Buku

:

Pendidikan yang Memiskinkan

Pengarang

:

Darmaningtyas

Penerbit, tahun terbit

:

Intrans Publishing, 2015

Jenis buku

:

Non-fiksi murni

Tebal buku

:

xvi+312

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARUSKAH JAKARTA MELEPAS STATUS IBU KOTA NEGARA?
NASIONALISME TIDAK MEMANDANG PILIHAN GENRE MUSIKNYA
FENOMENA INTOLERAN BERAGAMA DI INDONESIA